JakartaNetwork.ID – Di tengah badai sorotan masyarakat terhadap hasil dari cabang olahraga bulutangkis terkait hasil dari Olimpiade Paris 2024. Di mana kontingen bulutangkis Indonesia gagal menyumbang medali emas PBSI. Melaksanakan MUNAS di Surabaya dengan hasil Sekjen PBSI Fadil Imran menjadi Ketua Umum menggantikan Agung Firman Saputra. Komjen Pol Fadil Imran terpilih secara aklamasi pada moment MUNAS di Surabaya. Fadhil di dukung 34 dari 38 PENGPROV yang memiliki hak suara.
Pada paparan program kerja Fadil menjanjikan Emas Olimpiade sektor yang akan di pertandingkan di Olimpiade Los Angeles 2028. “ Target jangka panjang kami ada meraih emas di Olimpiade Los Angeles 2028 serta meraih kuota di semua sektor”. Terang Jenderal asal Makassar ini.
Industri olahraga merupakan hal yang baru di perbincangkan beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Kita mungkin sering mendengarkan sport tourism. Menurut Pitts, Fielding, Miller (1994) mendifinisikan industri olahraga adalah semua produksi barang, jasa, tempat, orang-orang dan dasar pemikiran yang di tawarkan kepada pelanggan. Yang berkaitan dengan olahraga. Ozanian (1995) dalam buku Kristiyanto (2012) mengatakan. “Olahraga tidak hanya bisnis besar saja, olahraga adalah suatu industri yang tercepat bertumbuh kembangnya. Karena berhubungan dengan aspek ekonomi, media, pakaian (garment), makanan, periklanan, olahraga yang ada di mana-mana. Di barengi dengan suatu bunyi dering mesin kasir uang yang tak putus-putusnya.
Industrialisasi olahrga mungkin terdengar tabu di telinga kita. Berbeda dengan industri otomotif, industri garment, industri makanan, indsutri kreatif serta industri-industri lainnya. Walaupun terdengar tabu pada prakteknya industri olahraga ini sudah lama kita praktekan hanya saja belum di kelola secara skala industri. Contohnya pertandingan sepakbola di tanah air Indonesia, baik liga ataupun Tim Nasional. Roda industri olahraga akan bergerak mulai dari sektor pakaian, sektor kreatif periklanan, sektor industri percetakan, sektor industri pangan, sektor transportasi, hingga sektor perhotelan. Jika TIMNAS Indonesia akan bertanding seorang supporter akan mengeluarkan setidaknya dana minimal 300 ribu rupiah. Keperluan itu untuk pembelian tiket, transportasi pribadi, membeli makan & minum hingga membeli terompet.
Kunci dari Industri Olahraga adalah kemampuan PBSI mengelola ini secara mandiri dan independent serta berkolaborasi dengan Pemerintah. Tujuannya agar supaya dapat terjadi sinkronisasi program kerja serta dukungan secara moril dan materil terhadap PBSI.
“Saya rasa industri olahraga adalah hal yang menarik perlu kita cermati dari apa yang di sampaikan Bapak Fadil Imran pada paparannya di Surabaya. Ini merupakan pemikiran yang cerdas yang perlu kita dukung serta kawal bersama. Bersamaan dengan membenahi aspek-aspek elementer lainnya. Seperti sarana, prasana, asupan gizi, hingga jaminan masa tua bagi pari atlit yang membela nama Indonesia”. Terang Ketua DPP BM PAN Bidang Olahraga, Muhammad Firman.