Jakartanetwork.id – Bayang-bayang Pilpres bakal di gelar sebanyak dua putaran tampaknya semakin nyata. Uniknya, pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang di gadang-gadang akan memperoleh suara terbanyak di putaran pertama Pilpres, akan menghadapi koalisi pasangan capres-cawapres nomor urut 1 dan 3. Hal inilah yang kemudian menggaung di media sosial, yakni gerakan 4 jari: gabungan antara 1 dan 3.
Tak lain, gerakan ini di narasikan sebagai cara mengalahkan paslon capres-cawapres nomor urut 2, termasuk sebagai bentuk perlawanan atas potensi paslon 2 yang cenderung memaksakan Pilpres satu putaran.
Terkait hal ini, Jubir TPN Ganjar-Mahfud, Masinton Pasaribu menyebut gerakan itu merupakan suara rakyat sebagai bentuk perlawanan terhadap kemunduran demokrasi.
“Tentu rakyat hari ini memiliki aspirasi bagaimana harus bersama-sama baik pendukung paslon 1 dan 3 itu di ajak bersama-sama itu adalah suara-suara rakyat di akar rumput,” kata Masinton dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (27/1/2024).
Masinton mengatakan gerakan itu merupakan bentuk perlawanan rakyat terhadap penguasa yang cenderung memaksakan kehendak.
“Gerakan itu menginginkan persatuan untuk menjaga kedaulatan rakyat dan menjaga demokrasi dari tindakan-tindakan yang tidak beretika, tindakan-tindakan yang ingin mengangkangi demokrasi,” sambungnya.
Kesimpulannya, kata Masinton, tidak ada masalah apabila pasangan capres-cawapres nomor urut 1 dan 3 akhirnya bisa bersatu di putaran kedua nantinya.
“Jadi itu adalah aspirasi rakyat, suara rakyat di akar bawah, akar rumput yang menginginkan adanya persatuan di kalangan rakyat melawan kelompok-kelompok antidemokrasi,” tandas Masinton.
Sementara itu, cawapres nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin juga ikut berkomentar. Menurut dia, pihaknya hingga kini masih terus mengamati perkembangan politik.
“Itu inisiatif masyarakat. Ya, kita tunggu aja perkembangan,” ucap Cak Imin, Sabtu (27/1/2024) malam.(***)