Jakarta: Polisi terus melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi kasus dugaan penipuan minyak goreng murah di Jalan Beting RT 06/18, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, yang sudah merugikan puluhan pedagang.
Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Utara Kapolres Metro Jakut), Komisaris Besar Polisi Wibowo menyebutkan, pihaknya kini sudah memeriksa sembilan orang saksi sekaligus mengamankan wanita terduga calo minyak goreng berinisial DA sebagai pelaku, setelah mengantongi dua alat bukti.
“Pelaku sudah kita amankan dengan inisial DA. Ini murni pelaku sendiri, warga Koja, Jakarta Utara,” ujar Wibowo seperti dikutip RRI.co.id, di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (21/2/2022).
Sejauh ini korban yang sudah membuat laporan dan didukung bukti-bukti ada dua orang.
Mereka adalah, Endang dengan kerugian Rp135 juta dan Natasya sekitar Rp160 juta.
Meski begitu, polisi masih menunggu korban-korban lainnya untuk membuat laporan.
Akan tetapi, guna mempercepat prosesnya, polisi akan melakukan jemput bola, alias menyambangi langsung para korban.
“Kalau kita bicara kerugian total korban itu hampir Rp1,5 miliar,” tuturnya.
Sebelumnya, puluhan emak-emak korban kasus dugaan penipuan minyak goreng murah menggeruduk rumah pelaku berinisial DA di Jalan Beting RT 06 RW 18, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (19/2/2022).
Seorang warga, Bebby Putri mengatakan, ia jadi korban dugaan penipuan setelah pelaku menawarkan minyak goreng dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasaran.
“Modusnya jual minyak goreng ke kita. Jadi dengan harga murah, dia tawarin ke kita minyak, kopi, terigu, segala macam dengan harga jauh di bawah pasaran penjual dan agen,” tuturnya.
Pelaku menjual minyak goreng Rp150 ribu per kardus saat harga di pasaran Rp210 ribu per kardus.
Mereka yang tertarik harus menyetorkan uang agar barang diantar seminggu kemudian.
Awalnya selama tiga bulan pertama sejak bulan Oktober 2021, apa yang dijanjkan pelaku berjalan lancar.
Namun belakangan pelaku kesulitan utnuk merealisasikan janjinya tersebut.
“Selama tiga sampai empat bulan lancar. Ke sini barang 300 (kardus) dulu, 200 dulu (alias dicicil). Padahal pesannya 1.000 kardus, tapi dapatnya nggak segitu. Udah dua minggu nggak ada barang,” ucapnya.