Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan, meminta masyarakat untuk tidak terlalu panik menghadapi Covid-19 varian Omicron.
“Kesempatan pertama hari ini, Saya ingin menyampaikan bahwa perkembangan kasus omicron di Indonesia masih terkendali. Meskipun penambahan kasus sudah melebihi tren Delta, namun kondisi rawat inap dan kematian jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta beberapa waktu lalu. Tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan, menjaga pola hidup, serta memastikan sudah tervaksin,” ungkapnya saat konferensi pers secara virtual, seperti dikutip RRI.co.id, Senin (21/2/2022).
Ia menambahkan, Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Bali, sudah memasuki tren penurunan kasus konfirmasi harian.
Selain itu, tren tingkat keterisian rumah sakit juga semakin menurun.
Menurutnya, peningkatan jumlah kasus kebanyakan datang dari tenaga kesehatan, khususnya perawat, tenaga penunjang hingga manajemen rumah sakit.
“Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan hingga hari ini selain mulai terlihatnya peningkatan jumlah kasus datang dari Tenaga Kesehatan,” jelasnya.
Seperti diberitakan RRI sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memprediksi kasus Covid-19 varian Omicron akan mencapai puncaknya pada dua hingga tiga minggu ke depan.
“Pemerintah terus menjaga dan menyiapkan langkah-langkah di puncaknya dalam dua hingga tiga hari yang perlu diungkapkan,” kata Airlangga dalam keterangan pers Evaluasi PPKM secara virtual, seperti dikutip RRI.co.id, Senin (21/2/2022).
Meski demikian, lanjut Airlangga, kenaikan kasus ini tidak membuat tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit membludak, karena gejala Omicron lebih ringan dibanding varian Delta.
“Meski kasus meningkat secara keseluruhan, keterisian RS masih terkendali. Secara nasional (BOR) 38 persen. Namun di luar Jawa Bali kurang dari 30 persen, BOR di Sumsel, Sulut, Sulteng, Bengkulu, Lampung, Kalsel, dan Sumut antara 31 persen sampai 35 persen, yang tinggi di Sulsel 46 persen,” jelas Airlangga.
Adapun, BOR di tempat tidur hanya 5,89 persen dari 29.723 tempat tidur.
Jumlah tempat tidur masih bisa ditingkatkan mencapai jumlah 48.399.
“Dari jumlah isoter yang tersedia, ini bisa ditingkatkan pada saat sekarang tersedia 29.723 tempat tidur, dan ditingkatkan ke 48.399. Dari 29.000 yang tersedia, baru terisi sebesar 5,89 persen,” tandasnya.